Notification

×

Iklan

Iklan

LDK Assalam IAIN Pontianak Gelar Ngopi Produktif di Dunia, Investasi untuk Akhirat

Jumat, 12 Desember 2025 | Desember 12, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-12T13:21:22Z

 


Pontianak – Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Assalam IAIN Pontianak kembali menggelar kegiatan pembinaan rohani mahasiswa dengan mengadakan agenda bertajuk Ngopi (Ngobrol Perkara Islam). Acara ini dilaksanakan pada Sabtu, 27 September 2025 bertempat di Masjid Abdul Rani lantai 2 IAIN Pontianak, dimulai pukul 15.00 WIB hingga selesai.

Kegiatan yang terbuka untuk umum dan gratis ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas, serta sejumlah masyarakat umum yang turut bergabung. Panitia menyebutkan, agenda ini bertujuan untuk memberikan wawasan keislaman yang relevan dengan kehidupan mahasiswa, khususnya mengenai bagaimana aktivitas dunia bisa menjadi bekal di akhirat.

Acara menghadirkan Firmansyah, M.Pd. sebagai pemateri. Beliau adalah seorang pendidik sekaligus dai yang aktif mengisi berbagai kajian keislaman di Pontianak. Pada kesempatan tersebut, Firmansyah membawakan materi dengan tema “Produktifitas Dunia untuk Investasi Akhirat”.

Dalam penyampaiannya, Firmansyah menegaskan bahwa setiap manusia pasti akan meninggalkan dunia, dan ketika itu semua amal perbuatannya akan terputus. Namun, Rasulullah SAW telah menjelaskan ada tiga amal yang tidak akan terputus meskipun manusia sudah wafat, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak sholeh.

Kalau kita mati, semua amal berhenti. Tapi tiga hal ini akan tetap mengalir: sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, dan doa anak sholeh. Itulah investasi terbaik kita, ujar Firmansyah di hadapan peserta.

Ia kemudian menjelaskan contoh nyata dari sedekah jariyah. Misalnya, wakaf Al-Qur’an yang diletakkan di masjid dan dibaca oleh jamaah secara terus-menerus, maka pahala membaca itu akan mengalir juga kepada orang yang mewakafkan. Begitu pula dengan pembangunan masjid, fasilitas pendidikan, atau amal lain yang manfaatnya terus dirasakan oleh banyak orang.

Selain itu, Firmansyah menekankan pentingnya ilmu yang bermanfaat. Menurutnya, ilmu yang hanya berhenti di kepala tanpa diamalkan akan hilang begitu saja. Ilmu akan menjadi amal jariyah apabila diajarkan kepada orang lain, diamalkan, dan memberi manfaat.

Ilmu itu akan menjadi amal jariyah kalau diamalkan. Kalau hanya untuk sombong, untuk pamer, atau sekadar mengejar dunia, maka hilang keberkahannya. Mahasiswa harus berhati-hati, karena kalian sedang menuntut ilmu. Jangan sampai ilmunya hanya berhenti di kelas, tetapi tidak memberi manfaat untuk masyarakat, tegasnya.

Ia juga mengingatkan mengenai doa anak sholeh sebagai amal yang sangat penting. Orang tua yang mendidik anaknya dengan baik akan mendapatkan pahala dari doa anaknya bahkan setelah wafat. Namun, bagi orang yang tidak memiliki anak, doa bisa tetap datang dari orang-orang sholeh, murid, atau masyarakat yang mendoakan kebaikan.

Firmansyah tidak hanya berbicara soal amal jariyah, tetapi juga mengaitkan tema dengan kehidupan mahasiswa sehari-hari. Ia menyoroti fenomena mahasiswa yang sering kali merasa terbebani dengan tugas kuliah hingga lalai dalam beribadah.

Kelelahan itu manusiawi. Mahasiswa pasti sibuk dengan tugas, laporan, dan ujian. Tapi jangan sampai karena sibuk, kita melupakan ibadah. Ikhlas itu kuncinya. Belajar dari orang tua kita, mereka banting tulang mencari nafkah, tapi tidak pernah mengeluh. Itulah ikhlas,” paparnya.

Menurutnya, mahasiswa bisa menjadikan ilmu yang sedang dipelajari sebagai sarana ibadah. Menyelesaikan tugas, meneliti, bahkan berdiskusi bisa bernilai pahala jika diniatkan untuk mencari ridha Allah.

Ia juga memberikan peringatan agar mahasiswa tidak menjadikan ilmu sebagai alat kesombongan. Tiga hal yang membuat ilmu tidak bermanfaat, menurut Firmansyah, adalah:

  1. Kesombongan dengan ilmu yang dimiliki.
  2. Tidak menjaga hubungan baik dengan guru atau dosen.
  3. Menjadikan ilmu semata-mata sebagai alat mengejar popularitas duniawi.

Acara Ngopi yang diselenggarakan LDK Assalam ini berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan. Peserta tidak hanya mendengarkan materi, tetapi juga berkesempatan berdiskusi langsung dengan pemateri melalui sesi tanya jawab.

Sejumlah mahasiswa mengajukan pertanyaan kritis seputar bagaimana menyeimbangkan tugas kuliah dengan ibadah, bagaimana memastikan ilmu tetap bermanfaat, hingga pertanyaan mengenai amal bagi orang yang tidak memiliki anak. Semua pertanyaan dijawab secara lugas oleh pemateri.

Acara ditutup dengan doa bersama dan ajakan untuk terus meningkatkan amal sholeh, baik dalam bentuk sedekah, ilmu, maupun doa. Dengan adanya kegiatan ini, LDK Assalam berharap mahasiswa tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran spiritual yang kuat, sehingga produktivitas mereka di dunia benar-benar menjadi investasi berharga untuk kehidupan akhirat.

Penulis : Ahmad Febryan

×
Berita Terbaru Update