Pontianak – Sebanyak 54 mahasiswa IAIN Pontianak berhasil lolos seleksi dalam ajang International Student Paper Competition on Islamic Studies and Social Science yang dibuka di Aula A. Rani, IAIN Pontianak, Rabu (24/9/2025). Kompetisi bergengsi ini diikuti oleh 90 peserta dari tiga negara, menjadikan capaian mahasiswa IAIN Pontianak sebagai sebuah kebanggaan sekaligus prestasi akademik yang membanggakan.
Wakil Rektor III IAIN Pontianak, Dr. Ismail Ruslan, M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kerja sama antara IAIN Pontianak dengan Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS) dan USB (…) pada tahun 2023–2024.
“Yang pertama, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kerjasama antara IAIN Pontianak dengan UNIMAS dan USB di 2023–2024. Yang kedua, sebagai Tusi di Jalur 3, maka amanah ini dilanjutkan untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa IAIN Pontianak khususnya agar memiliki pengetahuan dan jiwa kompetisi dengan mahasiswa luar negeri. Alhamdulillah dalam waktu rentang 3 tahun kita sudah mengantarkan mahasiswa ke UNIMAS dan UiTM dalam kegiatan student mobility. Peserta yang ikut dalam kegiatan kali ini berjumlah 90 orang terhitung dari 3 negara, dan 54 orang mahasiswa IAIN Pontianak lulus seleksi untuk mengikuti kegiatan ini. Mudah-mudahan ikhtiar ini bisa membantu program studi untuk akreditasi pada tahun-tahun yang akan datang,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor IAIN Pontianak Prof. Dr. K.H. Syarif, S.Ag., MA., dalam sambutannya menekankan pentingnya menjunjung nilai kesetaraan, kejujuran, serta semangat berkompetisi dalam kebaikan.
“Kesetaraan suku bangsa ini dinyatakan di situ. Suku bangsa tampil tidak untuk apa-apa. Hanya lita’arafu. Jadi suku dan bangsa sangat tidak populer,” tegasnya.
“Maka perlombaan adalah khairat. Apa al-khairat itu? Khairat itu adalah sesuatu yang kalau engkau memperbuat, maka semua orang suka. Tak pandang suku bangsa. Seperti keadilan, kejujuran. Dan kebalikannya itu keburukan namanya. Walaupun dia orang compang camping, bahkan lain agama, lain suku, kalau dia jujur, adil, pasti kita suka,” lanjutnya.
Lebih jauh, Rektor juga menyinggung tantangan akademik di era digital, termasuk penggunaan Artificial Intelligence (AI).
“Potensi kebaikan dalam dunia akademis itu adalah intelektualitas. Di situ ada kejujuran ilmiah. Ya itu yang diperlombakan. Saya guidance-kan kepada para dosen, jangan tertipu dan jangan malas. Disini diperlukan kejujuran. Dosen yang tak sampai jangan minta disembah. Kalau enggak tahu bilang saja enggak tahu,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Rektor memberikan motivasi agar mahasiswa dapat menyelesaikan studi tepat waktu dan membawa nama baik kampus ke kancah internasional.
“Saya tidak suka orang lama-lama kuliah. Saya mau cepat ngusir kalian, cepat selesai. Salam untuk orang tua kalian. Dan terima kasih atas orang tua kalian. Dan doakan setiap waktu, baik yang masih hidup maupun yang sudah dipanggil oleh Allah. Pertama, sukses semua acara ini sampai akhir. Terakhir, doa untuk goes to UIN kita lancar. Kita sudah 100% submit. Tinggal kita tunggu waktu dan ikhtiar lebih gencar lagi,” pungkasnya.
Kegiatan ini sekaligus menandai semakin kuatnya kiprah IAIN Pontianak di kancah internasional. Keberhasilan 54 mahasiswa lolos dalam seleksi kompetisi internasional menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa IAIN mampu bersaing secara global dengan menjunjung tinggi integritas akademik, nilai keislaman, dan semangat kebangsaan.
Penulis : Ahmad Febryan